Lahan
marginal adalah lahan yang mempunyai potensi rendah hingga sangat rendah untuk
menghasilkan suatu produksi tanaman peranian. Sedangkan lahan kritis adalah
lahan yang tanahnya telah mengalami kerusakan atau mengalami proses kerusakan
fisik, kima dan biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologi, produksi
pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial, ekonomi dari daerah lingkungan
pengaruhnya.
Penggolongan
Lahan Kering.
Berdasarkan
Iklim:
1. Lahan
kering iklim basah (LKIB), adalah curah hujan lebih dari 2500mm/tahun.
2. Lahan
kering iklim kering (LKIK), curah hujan kurang dari 2000mm/tahun.
Berdasarkan
ketinggian tempat:
1. Lahan
kering dataran tinggi (LKDT): ketinggian lebih dari 700 mdpl.
2. Lahan
kering dataran rendah (LKDR): ketinggian 0-700 mdpl.
Sembilan
jenis penggunaan lahan kering
-
Tegalan
-
Lahan pekarangan
-
Perkebunan rakyat
-
Perkebunan swasta/negara
-
Hutan produksi
-
Hutan rakyat
-
Kebun campuran
-
Hutan lindung
-
Padang rumput
-
Tanah tidak diusahakan
Permasalahan
lahan kering dataran tinggi
-
Tinggkat kesuburan rendah.
-
Sumber pengairan terbatas (hanya dari
curah hujan yang didistribusinya tidak bisa dikendalikan).
-
Infrastruktur ekonomi tidak sebaik di
lahan sawah.
-
Kondisi biofisik lahan, penguasaan lahan
dan keterbatasan infrasruktur ekonomi menyebabkan teknologi usaha tani relatif
mahal.
-
Topografi, umumnya tidak datar (curam
sampai sangat curam), berbbeda di daerah lereng dan perbukitan, memiliki
tingkat erosi dan berpotensi timbulnya degradasi kesuburan lahan dan sedimentasi
di hilir.
Pengolahan
lahan kering marginal
1. Melkukan
pengawetan tanah dan air pada lahan yang berlereng.
2. Pengapiran
tanah masam pada lahan kering marginal.
3. Penambahan
pupuk (unsur hara).
4. Penambahan
bahan organik.
Lahan
marginal dapat terbentuk secara alami atau perlakuan manusia. Secara alami
lahan marginal terbentuk karena adanya gejala-gejala geologi seperti gempa,
longsor, letusan gunung berapi, kabakaran, banjir atau tergenang.
Teknik
pengawetan tanah dan air:
1. Metode
vegetatif
2. Metode
mekanik
3. Metode
kimia
1. Metode
Vegetatif
Metode
vegetatif pengawetan tanah dengan menggunakan tanaman yang mempunyai fungsi:
-
Melindungi tanah terhadap daya perusak
butir-butir hujan yang jatuh.
-
Melindungi tanah terhadap daya perusak
aliran air di atas permukaan tanam.
-
Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah.
Yang
termasuk metode vegetatif:
-
Penghutanan / penghijaun
-
Penanaman dengan rumput makanan ternak
-
Penanaman dengan taaman penutup tanah
pemanenan
-
Penanaman tanaman-tanaman dalam strip
-
Pertanaman lorong
-
Penggunaan sisa-sisa tanaman
-
Penanaman saluran-saluran pembuangan
dengan rumput
2. Metode
Mekanik
Metode
mekanik berfungsi:
-
Memperlambat aliran permukaan
-
Menampung dan menyalurkan aliran
permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak.
Yang
termasuk daalam metode mekanik adalah:
-
Pengolahan tanah (tillage)
-
Pengolahan tanah menurut contur
-
Galengan dan saluran menurut contur
-
Terras
-
Perbaikan drainase dan pembangunan
irigasi
-
Waduk, dam penghambat, balong, rorak,
tanggul dan sebagainya.
3. Metode
Kimia
Dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemampuan aggregat
tanah. Tanah dengan aggregat yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air
hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran permukaan kecil. Beberapa
jenis bahan kimia yang digunakan untu bahan ini antara lain adalah Bitumen dan
Krillium.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar