Kategori

Selasa, 07 Mei 2013

Pengelolaan lahan marginal dan lahan kritis


Lahan marginal adalah lahan yang mempunyai potensi rendah hingga sangat rendah untuk menghasilkan suatu produksi tanaman peranian. Sedangkan lahan kritis adalah lahan yang tanahnya telah mengalami kerusakan atau mengalami proses kerusakan fisik, kima dan biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologi, produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial, ekonomi dari daerah lingkungan pengaruhnya.


Penggolongan Lahan Kering.
Berdasarkan Iklim:
1.      Lahan kering iklim basah (LKIB), adalah curah hujan lebih dari 2500mm/tahun.
2.      Lahan kering iklim kering (LKIK), curah hujan kurang dari 2000mm/tahun.
Berdasarkan ketinggian tempat:
1.      Lahan kering dataran tinggi (LKDT): ketinggian lebih dari 700 mdpl.
2.      Lahan kering dataran rendah (LKDR): ketinggian 0-700 mdpl.

Sembilan jenis penggunaan lahan kering
-          Tegalan
-          Lahan pekarangan
-          Perkebunan rakyat
-          Perkebunan swasta/negara
-          Hutan produksi
-          Hutan rakyat
-          Kebun campuran
-          Hutan lindung
-          Padang rumput
-          Tanah tidak diusahakan
Permasalahan lahan kering dataran tinggi
-          Tinggkat kesuburan rendah.
-          Sumber pengairan terbatas (hanya dari curah hujan yang didistribusinya tidak bisa dikendalikan).
-          Infrastruktur ekonomi tidak sebaik di lahan sawah.
-          Kondisi biofisik lahan, penguasaan lahan dan keterbatasan infrasruktur ekonomi menyebabkan teknologi usaha tani relatif mahal.
-          Topografi, umumnya tidak datar (curam sampai sangat curam), berbbeda di daerah lereng dan perbukitan, memiliki tingkat erosi dan berpotensi timbulnya degradasi kesuburan lahan dan sedimentasi di hilir.

Pengolahan lahan kering marginal
1.      Melkukan pengawetan tanah dan air pada lahan yang berlereng.
2.      Pengapiran tanah masam pada lahan kering marginal.
3.      Penambahan pupuk (unsur hara).
4.      Penambahan bahan organik.

Lahan marginal dapat terbentuk secara alami atau perlakuan manusia. Secara alami lahan marginal terbentuk karena adanya gejala-gejala geologi seperti gempa, longsor, letusan gunung berapi, kabakaran, banjir atau tergenang.
Teknik pengawetan tanah dan air:
1.      Metode vegetatif
2.      Metode mekanik
3.      Metode kimia

1.      Metode Vegetatif
Metode vegetatif pengawetan tanah dengan menggunakan tanaman yang mempunyai fungsi:
-          Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh.
-          Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanam.
-          Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah.

Yang termasuk metode vegetatif:
-          Penghutanan / penghijaun
-          Penanaman dengan rumput makanan ternak
-          Penanaman dengan taaman penutup tanah pemanenan
-          Penanaman tanaman-tanaman dalam strip
-          Pertanaman lorong
-          Penggunaan sisa-sisa tanaman
-          Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput

2.      Metode Mekanik
Metode mekanik berfungsi:
-          Memperlambat aliran permukaan
-          Menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak.
Yang termasuk daalam metode mekanik adalah:
-          Pengolahan tanah (tillage)
-          Pengolahan tanah menurut contur
-          Galengan dan saluran menurut contur
-          Terras
-          Perbaikan drainase dan pembangunan irigasi
-          Waduk, dam penghambat, balong, rorak, tanggul dan sebagainya.

3.      Metode Kimia
Dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur  tanah, yaitu meningkatkan kemampuan aggregat tanah. Tanah dengan aggregat yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran permukaan kecil. Beberapa jenis bahan kimia yang digunakan untu bahan ini antara lain adalah Bitumen dan Krillium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar