Pada masa tahun 1970-an sampai 1980-an
beberapa hasil penelitian tentang kultur
ovule muda yg belum dibuahi dipublikasikan . Beberapa contoh yaitu :
-
Kultur ovule Zea mays.
-
Kultur ovule Gossypium hirtusum.
-
Kultur ovule Gerbera jamesonii
-
Kultur ovule Nicotiana tobacum
-
Kultur ovule Helianthus annus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kultur anther/ p0llen sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kultur ovule, Tetapi ada
juga yang tidak serupa. Faktor-faktor tersebut adalah:
a.
Genotipe Tanaman Donor.
b.
Tingkat Perkembangan Kantong Embrio.
c.
Perlakuan Temperatur Rendah
d.
Bagian-bagian Bunga.
e.
Bentuk Fisik Media
f.
Zat Pengatur Tumbuh
a.
Genotipe Tanaman Donor.
Frekuensi keberhasilan japonika dan
Indica dalam gynogenesis ini menunjukkan kecenderungan yang sama dengan
kemampuan androgenesis dari kelompok varietas tersebut.
b.
Tingkat Perkembangan Kantong Embrio.
Tingkat perkembangan embrio yang optimal
adalah pada saat akhir uninukleat sampai awal tetranukleat. Keadaan ini sukar
diamati, tetapi dapat disejajarkan dengan tingkat akhir uninukleat dan awal
binukleat dalam pollen.
c.
Perlakuan Temperatur Rendah
Perlakuan suhu 12-13oC selama 6
hari sesudah ovari/ovul ditanam, meningkatkan frekuensi gynogenesis. Akan
tetapi perlakuan temperatur rendah bukan merupakan faktor kritis.
d.
Bagian-bagian Bunga.
Bagian-bagian bunga berperan dalam
mengirimkan bahan-bahan nutrisi dan bahan aktif lain ke bagian ovul. Inokulasi bunga utuh (dengan pistil, stamen,
receptacle) menunjukkan hasil terbaik, bila stamen dibuang juga masih
menunjukkan hasil yang baik, sedangkan bila hanya bagian pistil saja yang
ditanam maka tidak ada respon yang diperoleh.
e.
Bentuk Fisik Media
Media cair lebih mendukung gynogenesis
dalam kultur ovul dibandingkan dengan media padat. Hasil ini serupa dengan
hasil yang diperoleh dalam kultur anther.
f.
Zat Pengatur Tumbuh
Untuk media kultur ovul padi yang diberi
zat pengatur tumbuh IAA dan NAA akan meningkatkan frekewensi
gynogenesis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar