“Peramalan cuaca yang lebih baik berarti
para petani dapat beradaptasi" (Hans
Joachim Schellnhuber, kepala Potsdam Institute for Climate Impact Research)
yang menulis laporan itu dengan para ahli dari Rusia, Israel, Jerman dan
Amerika Serikat, kepada Reuters.
Oslo, pada 1 juli 2013. Para peneliti telah
menemukan sebuah cara untuk memperkirakan anomali El Nino di daerah pasifik
pada satu tahun sebelumnya. Dengan adanya cara ini maka akan sangat membantu
para petani karena para petani akan mempu beradaptasi dengan perubahan curah
hujan. Walaupun penelitian ini belum sempurna, tetapi hal ini akan memberikan
waktu persiapan bagi para petani.
El Nino merupakan sebuah anomali pemanasan
dari Pasifik timur sehingga akan mengakibatkan banjir di Peru dan Ekuador di
masa lalu, juga kekeringan di Australia dan Indonesia dan musim dingin parah di
Eropa.
Setiap 2-7 tahun biasanya EL Nino ini akan
terjadi, tetapi dengan adanya penelitian ini, maka para peneliti dapat
menentukan penyebab dari terjadinya pola cuaca seperti itu, walaupun terjadi
secara alami dan merupakan salah satu yang mengganggu dari peristiwa cuca yang
ekstrem.
(Schellnhuber) “Meskipun sistem berbasis
komputer baru tidak selalu tepat, petani bisa menanam tanaman yang tahan musim
kering atau tahan banjir ketika tahu ada risiko El Nino dalam waktu satu
tahun."Prediksi enam bulan terlalu pendek. Jika Anda adalah seorang petani
di India, Zimbabwe atau Brasil Anda telah membeli benih atau bahkan menanamnya.
Jika Anda memiliki 12 atau bahkan 18 bulan peringatan dini, maka Anda memiliki
siklus pertanian penuh".
Sistem ini buat dengan menggunakan catatan
temperatur suhu sejak tahun 1950 pada Samudra Pasifik, dan dengan ini dapat
meramalkan satu tahun sebelumnya tentang El Nino.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar