No
|
Prihal
|
keterangan
|
||||||||||||
1
|
Judul
|
Pengelolaan Tanah dan Air
|
||||||||||||
2
|
Hari/Tanggal
|
Rabu/ 10- April - 2013
|
||||||||||||
3
|
Tujuan
|
Untuk mengetahui bagaimana cara
pengolahan tanah dan air pada tempat yang menjadi lokasi praktek
|
||||||||||||
4
|
Tempat Praktek
|
Pusat pembelajaran konservasi alam
Sibolangit, Penatapan (bakaran jagung), Taman Lumbini, Gundaling dan
Berastagi
|
||||||||||||
5
|
Metode praktikum
|
Praktek dilakukan dengan mendatangi
langsung pusat pembelajaran konservasi alam Sibolangit, Penatapan (bakaran
jagung), Taman Lumbini, Gundaling dan Berastagi. Praktek dilakukan dengan
cara:
-
Melihat langsung hutan di
konservasi alam sibolangit dan melihat serasa-serasa tanaman yang ada di
lantai hutan.
-
Melihat areal tanah dengan lereng
yang sangat miring di penatapan (bakaran jagung).
-
Melihat langsung bagaimana cara
membuat pupuk kandang yang ada di dekat taman lumbini berastagi.
-
Melihat tempat penampungan air
yang berguna sebagai alat panen air yang terletak di dekat taman Lumbini.
-
Melihat sistem penanaman
terassering sebagai metode pengawetan tanah secara Vegetatif.
-
Mendengarkan penjelasan secara
langsung dari Dosen, selaku pembimbing dalam praktek ini.
|
||||||||||||
6
|
Tinjauan Teoritis
|
PENGOLAHAN TANAH DAN AIR
Tanah adalah sumber daya yang perlu dijaga kesuburannya
agar tetap dapat menghasilkan hasil yang maksimal tanpa merusak tanah.
Pemakaian tanah untuk pertanian dan perkebunan secara terus-menerus dan
membabi-buta dapat membuat tanah menjadi tidak subur atau tandus. Beberapa
penyebab ketidaksuburan tanah ialah seperti pemcemaran tanah oleh limbah
buangan, pestisida, tanaman monoton, dan lain-lain.
Pengawetan tanah adalah usaha pengendalian erosi,
melakukan koreksi (pemeliharaan atau perbaikan) tanah-tanah yang mengalami
kekurangan unsur hara, yang mengalami penurunan daya produksinya, dengan
maksud agar segalanya dapat dipulihkan kembali atau memperoleh peningkatan.
Tujuan
pengawetan tanah adalah untuk :
Mencegah kerusakan tanah
Memperbaiki tanah rusak
Memelihara serta menaikkan
produktivitas tanah, agar tercapai produksi setinggi-tingginya dalam waktu tidak
terbatas.
Secara umum ada tiga cara pendekatan pengendalian erosi
yang dapat dilakukan dan satu sama lain harus menunjang, yaitu cara
vegetatif, cara mekanis dan cara kimia.
(a) Cara Vegetasi
Hutan, perkebunan dan pola tanam campuran (pertanian
terpadu) perlu dikembangkan sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai pelindung
tanah dari daya perusak. Termasuk dalam cara vegetatif dalam usaha konservasi
tanah dan air antara lain adalah:
• Rotasi atau pergiliran tanaman.
• Penghijauan dan reboisasi.
• Melaksanakan strip cropping.
• Penanaman dengan rumput makanan ternak (permanent
pasture).
• Menutup tanah dengan mulsa.
• Penanaman saluran-saluran pembuangan dengan rumput.
Alley cropping sebagai cara rotasi atau pergiliran tanaman
(vegetatif) dinilai mempunyai prospek yang cukup baik, karena sekaligus
meningkatkan produksi, murah dan mudah penggunaannya. Keuntungan yang diperoleh
dari penerapan sistem alley cropping ini antara lain:
• Terjadinya sikus bahan organik yang lancar, karena
limbah dapat dipergunakan.
• Mengurangi biaya produksi, khususnya biaya pemupukan
karena daun lamtoro mengandung nitrogen yang tinggi.
• Terciptanya agroekosistem yang mantap dan tetap
terpeliharanya kesuburan tanah.
• Mudah penerapannya sebagai konservasi tanah dan air.
(b) Cara Mekanis
Cara mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara
kesuburan tanah merupakan penerapan teknologi sipil untuk mempertahankan,
memulihkan, meningkatkan kesuburan tanah.Pada dasarnya bertujuan untuk
mengurangi banyaknya tanah yang hilang dari tanah pertanian terutama lapisan
top soil.
Cara-cara mekanis ini meliputi:
• Pengolahan tanah (tillage) yang tepat, yaitu menurut
arah contour atau memotong arah kemiringan lereng.
• Pembuatan galengan dan saluran menurut contour.
• Pembuatan waduk, penghambat, rorak, tanggul dan
sebagainya.
• Pembuatan terras dan sengkedan.
• Pembuatan drainase pada tempat tertentu.
Bangunan yang dibuat pada umumnya berfungsi memperlambat
run off serta menampung dan menyalurkan air permukaan dengan kekuatan yang
tidak merusak. Pengaturan aliran air permukaan yang menjadi penyebab utama
kerusakan tanah pertanian sangat efektif diatur denagan terras.
(c) Cara kimia
Salah satu usaha untuk mencegah tejadinya pengikisan
lapisan top soil adalah memperbaiki struktur tanah.Usaha memantapkan struktur
tanah dapat dilakukan dengan penambahan senyawa kimia baik secara buatan
maupun alami.Pemberian bahan pemantap tanah (soil conditioner) bertujuan
untuk meningkatkan daya ikat antara partikel-partikel tanah sehingga dapat
memperbaiki sifat fisik tanah seperti aerasi, porositas, dan infiltrasi.
Cara
pemberian bahan pemantap tanah ke dalam tanah dapat dilakukan dengan
penyemrotan langsung ke atas permukaan tanah, dicampur dengan tanah secara
merata dan dengan cara memasukkan langsung ke dalam lubang tanaman.
KOMPOS
Kompos
adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana
bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh
mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses
alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi
membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan
aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
PANEN AIR
Panen
air merupakan cara pengumpulan atau penampungan air hujan atau air aliran
permukaan pada saat curah hujan tinggi untuk digunakan pada waktu curah hujan
rendah. Panen air harus diikuti dengan konservasi air, yakni menggunakan air
yang sudah dipanen secara hemat sesuai kebutuhan. Pembuatan rorak merupakan
contoh tindakan panen air aliran permukaan dan sekaligus juga tindakan
konservasi air.
Daerah yang memerlukan panen air adalah daerah yang mempunyai bulan kering (dengan curah hujan < 100 mm per bulan) lebih dari empat bulan berturut-turut dan pada musim hujan curah hujannya sangat tinggi (> 200 mm per bulan). Air yang berlebihan pada musim hujan ditampung (dipanen) untuk digunakan pada musim kemarau. Penampungan atau 'panen air' bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, sehingga sebagian lahan masih dapat berproduksi pada musim kemarau serta mengurangi risiko erosi pada musim hujan.
TERASSERING
Terasering adalah bangunan konservasi tanah
dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau
memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah
melintang lereng. Tujuan pembuatan teras adalah untuk mengurangi kecepatan
aliran permukaan (run off) dan memperbesar peresapan air, sehingga
kehilangan tanah berkurang (Sukartaatmadja 2004).
Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan
angin. Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun
campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah; dan
membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di
perbukitan (terasering) dan pertanian berkontur.
Penanaman pada terasering dilakukan dengan membuat
teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng dan menahan atau
memperkecil aliran permukaan agar air dapat meresap ke dalam tanah. Jenis
terasering antara lain teras datar, teras kredit, Teras Guludan, dan
teras bangku.
Jadi
secara garis besar terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga
tangga yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi
dan berfungsi untuk:
|
||||||||||||
7
|
Hasil
|
Tujuan
pengawetan tanah adalah untuk :
Ø Mencegah kerusakan tanah
Ø Memperbaiki tanah rusak
Ø Memelihara serta menaikkan
produktivitas tanah, agar tercapai produksi setinggi-tingginya dalam waktu
tidak terbatas.
|
||||||||||||
8
|
Kesimpulan
|
Ada
3 cara untuk mengelola tanah agar tidak terjadi kerusakan:
. Metode Vegetatif
Metode
vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi
(tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan.
Cara Mekanis
Cara
mekanis dalam pengawetan tanah dan memelihara kesuburan tanah merupakan
penerapan teknologi sipil untuk mempertahankan, memulihkan, meningkatkan
kesuburan tanah.Pada dasarnya bertujuan untuk mengurangi banyaknya tanah yang
hilang dari tanah pertanian terutama lapisan top soil.
Cara kimia
Salah
satu usaha untuk mencegah tejadinya pengikisan lapisan top soil adalah
memperbaiki struktur tanah.Usaha memantapkan struktur tanah dapat dilakukan
dengan penambahan senyawa kimia baik secara buatan maupun alami.
|
||||||||||||
9
|
Daftar pustaka
|
http://justnangeografi.blogspot.com/2012/04/kata-pengantar-puji-syukur-terhadap.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos
http://piba.tdmrc.org/book/export/html/130
http://tukangbata.blogspot.com/2013/01/pengertian-terasering-fungsi-jenisnya.html
|
||||||||||||
10
|
Lampiran
|
|
Senin, 01 Juli 2013
Laporan praktek pengelolaan tanah dan air
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar