Kategori

Rabu, 03 April 2013

Bioteknologi dan kultur jaringan


Bioteknologi menurut Karl Ercky (1919) adalah Interaksi biologi dengan teknologi semua bentuk produksi dengan transformasi biologis. Sedangkan menurut L.W Gunawan (1990) : Pemanfaatan sistem biologi pada level (tingkat) sel atau bagian- bagian sel untuk menghasilkan produk-produk yang diperlukan ataupun jasa perantara untuk mengubah produk yang satu menjadi produk yang lain
.
Sebenarnya prinsip dasar bioteknologi telah di terapkan sejak ribuan tahun yang lalu. Namun saat itu para leluhur manusia tidak mengenalnya dengan nama bioteknologi. Istilah ini baru muncul sekitar tahun 11970-an, yaitu setelah sekelompok ilmuan berhasil melakukan rekayasa genetika terhadap makhluk hidup.

Kultur Jaringan
suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti : protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ serta menumbuhkannya dalam kondisi yang aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

Landasan kultur jaringan didasarkan atas tiga kemampuan dasar dari tanaman
      Totipotensi adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan berkembang menjadi tanaman secara utuh jika distimulasi dengar benar dan sesuai
      Rediferensiasi adalah kemampuan sel-sel masak (mature) kembali menjadi ke kondisi meristematik dan dan berkembang dari satu titik pertumbuhan baru yang diikuti oleh rediferensiasi yang mampu melakukan reorganisasi manjadi organ baru.
      Kompetensi menggambarkan potensi endogen dari sel atau jaringan untuk tumbuh dan berkembang dalam satu jalur tertentu.
           Tujuan dari kultur jaringan itu sendiri adalah untuk memperoleh tanaman dalam jumlah yang sangat besar pada waktu yang singkat, hasil yang seragam dan sama dengan induknya, juga diperoleh tanaman yang bebas patogen serta bisa untuk tujuan pemuliaan tanaman.

Keuntungan-keuntungan kultur jaringan adalah :
      Sarana untuk memperbanyak tanaman yang sulit dibudidayakan secara konvensional.
      Membebaskan tanaman dari virus-virus patogen tanaman.
      Sarana untuk mempercepat perbanyakan klon dalam waktu yang singkat.
      Cara efektif untuk konservasi tanaman langka.
      Hanya membutuhkan induk dalam jumlah atau ukuran yang kecil, tidak memerlukan lahan yang luas dan dapat dilaksanakan sepanjang tahun.

Dalam pelaksanaannya dijumpai beberapa tipe-tipe kultur, yakni:
1.      Kultur biji (seed culture), kultur yang bahan tanamnya menggunakan biji atau seedling.
  1. Kultur organ (organ culture), merupakan budidaya yang bahan tanamnya menggunakan organ, seperti: ujung akar, pucuk aksilar, tangkai daun, helaian daun, bunga, buah muda, inflorescentia, buku batang, akar dll.
  2. Kultur kalus (callus culture), merupakan kultur yang menggunakan jaringan (sekumpulan sel) biasanya berupa jaringan parenkim sebagai bahan eksplannya.
  3. Kultur suspensi sel (suspension culture) adalah kultur yang menggunakan media cair dengan pengocokan yang terus menerus menggunakan shaker dan menggunakan sel atau agregat sel sebagai bahan eksplannya, biasanya eksplan yang digunakan berupa kalus atau jaringan meristem.
  4. Kultur protoplasma. eksplan yang digunakan adalah sel yang telah dilepas bagian dinding selnya menggunakan bantuan enzim. Protoplas diletakkan pada media padat dibiarkan agar membelah diri dan membentuk dinding selnya kembali. Kultur protoplas biasanya untuk keperluan hibridisasi somatik atau fusi sel soma (fusi 2 protoplas baik intraspesifik maupun interspesifik).
  5. Kultur haploid adalah kultur yang berasal dari bagian reproduktif tanaman, yakni: kepalasari/ anther (kultur anther/kultur mikrospora), tepungsari/ pollen (kutur pollen), ovule (kultur ovule), sehingga dapat dihasilkan tanaman haploid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar