Pengolahan benih adalah transisi antara
produksi dan penyimpanan/pemasaran benih. Prisip pengolahan adalah memproses
calon benih menjadi benih dengan tetap mempertahankan mutu yang telah dicapai.
Pengolahan tidak meningkatkan mutu induvidual tetapi populatif dengan melalui :
1.
Separation :
memisahkan benih dari sumber kontaminan seperti :gulma benih tanaman lain dan
kotoran benih.
2.
Upgrading :Memilah
benih dari benih yang kurang bermutu. Misalnya : berukuran kecil atau tidak
seragam.
dengan demikian akan diperoleh benih yang murni dan hidup
(Pure live seed) dengan total jumlah yang lebih banyak dari jumlah benih hasil panen.
Perbandingan jumlah benih hasil pengolahan
dan jumlah calon benih hasil panen adalah rendemin. Nilai rendemin adalah jenis
benih dan efektivitas pengolahan. Semakin
efektif pengolahan maka nilai rendemin akan meningkat dan semakin kecil
kehilangan pasca panen. Efektifnya pengolahan tergantung pada alur pengolahan
dan penggunaan alat – alat pengolahan yang tepat.
Alur
umum pengolahan benih berawal dari benih masuk ke unit pengolahan benih umumnya
dalam bentuk calon benih, jadi jagung masih dalam tongkol, kacang
ijo/kedelai/tanah masih dalam polong dan K.A akan naik.
Oleh
sebab itu, pengolahan benih dimulai dari:
1.
Perontokan
Panen atau masak
fisiologis dengan cara memetik, memotong untuk seluruh tanaman. Dengan tujuna
untuk memisahkan benih dari bagian tanaman yang lain. Misalnya : tangkai malai,
daging buah dan kulit buah denga menggunakan mesin ataupun manual.
Metode
perontokan
Pemilihan metode
perontokan yang digunakan didasarkan pada:
- Skala produksi
- Biaya tenaga kerja
- Sarana dan prasarana
- Modal
- Kerusakan
- Sifat benih
- Berdasarkan sifat buah ( dry seed, buah berdaging, buah berdaging dan berair)
-
Dry
seed (buah batu) à saat panen KA agak turun. Misalnya : kubis.
-
Buah
berdaging à sebelum benih dipisahkan maka akan dikeringkan
dulu setelah buah masak. Misalnya: cabe dan pare.
-
Buah
berdaging dan berair à fisiologi dan morfologinya adalah KA naik dan
benih diselubungi lendir, yang bersifat inhibitor, sebelum dikeringkan lendir
dihilangkan dengan cara fermentasi.
-
Perontokan dapat
dilakukan dengan mesin ataupun manual, yaitu:
-
Manual
:
a. Dengan tangan
b. Dengan tongkat pemukul
c. Dengan hewan
d. Dengan roda karet
-
Mekanis
:
a. Standar thresher yaitu serelia dan kalayan
b. Plot thresher tergantung komoditi, jenis,
akan membuat populatif jumlah kecil
Jadi pada
prinsipnya :
a. Beater ( merontokkan benih)
b. Concave ( mengolah kulit buah)
c. Kipas (menghilangkan kotoran)
d. Tempat panampung benih
e.
Feed through ( lubang memasukkan hasil panen)
f.
Discharge ( lubang membuang sisa kotoran)
Perontokan dari
buah berdaging, buah berdaging serta berair:
- Pencucian benih, misalnya : timun, cabe, melon dan pare.
- Fermentasi.
- Mekanis, untuk skala produksi besar.
- Metode kimiawi ( HCl 35 % sebanyak 5 liter dicampurkan dengan 100 liter air. Didiamkan selama ± 30 menit.)
2.
Pengeringan
Pada
saat pemanenan ( masak fisiologis), benih akan memiliki kualitas maksimal.
Namun, Ka relatif meningkat akan tetapi menimbulkan masalah – masalah/
kerawanan seperti : benih mudah menjadi rusak, mudah terserang HPT.
Pengeringan
bertujuan untuk mengurangi KA benih sampai taraf yang aman untuk penyimpanan
dan mempertahankan persentase viabilitas benih terutama yang berada pada temperatur
tinggi dan kelembaban tinggi.
Pengeringan
dapat dilakukan sebelum dan sesudah masa panen tergantung pada musim panas. Jika
pengeringan dilakukan sebelum panen berarti pengeringan tidak dilakukan pada saat masak fisiologis.
Kadar
air benih naik selama dalam penyimpanan dapat menimbulkan beberapa akibat,
seperti:
a.
Memperpendek storability (masa simpan) benih.
b.
Menurunkan persentase viabilitas benih.
c.
Meningkatkan laju respirasi benih dalam
penyimpanan.
d.
Menyebabkan terjadinya heating ( peningkatan
susu), baik yang berasal dari energi yang dihasilkan dalam proses respirasi
meupun oleh aktifitas bakteri.
e. Meningkatkan aktifitas pertumbuhan dan
perkembangan cendawan. ( RH > 70%)
f. Benih akan menjadi medium dan makanan hama
gudang.
Kadar
air menurun (3 – 5%) akan mengakibatkan :
a. Menurunkan laju perkembangan.
b. Menyebabkan benih menjadi dorman
c. Menyebabkan benih menjadi keras sehingga
tidak dapat ber
d. Menyebabkan kematian embrio.
Tujuan
pengeringan:
-
Membatasi
respirasi
-
Menghindarkan
benih dari serangan M.O
-
Menghindarkan
benih dari kerusakan mekanis
-
Mengurangi
bahaya yang diderita benih, seperti : Fumigasi.
-
Mencegah
terjadinya penggumpalan dalam penyimpanan.
Sistem pengeringan
Pengeringan benih dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
- Pegeringan secara alami
- Pengeringan dengan panas matahari
- Pengeringan dengan udara (meningkatkan atau menurunkan suhu)
- Pengeringan dengan sistem ventilasi, akan tetapi pengeringan dengan sistem ventilasi mengalami banyak kendala, seperti: hujan, suhu, lantai. Dan pengeringan dengan sistem ventilasi akan membuat warna dan mutu meningkat.
- pengeringan buatan (artificial drying)
§
tunnel
drier
§
batch
drier
§
sack
drier
§
poin
drier
§
column
seed drier
§
continius-flow
tower drier.
Pada
dasarnya, pengeringan menggunakan
pembakaran dan kipas ( sebagai penggerak aliran udara) meningkatkan dan
menurunkan suhu udara.
Keuntungannya :
- Pengeringan dapat dilaksanakan sesuai target.
- tidak tergantung cuaca
- menjamin kualitas benih tanpa kerusakan – kerusakan.
I cannot thank Mr Benjamin service enough and letting people know how grateful I am for all the assistance that you and your team staff have provided and I look forward to recommending friends and family should they need financial advice or assistance @ 2% Rate for Business Loan .Via Contact : . 247officedept@gmail.com. WhatsApp...+ 19893943740. Keep up the great work.
BalasHapusThanks, Busarakham.